BISMILAHIRAHMANIRAHIM
MAKAM FANA/MAKAN BINASA
Makam fana ialah : Hilangnya ujud kita ini lahir dan
bathin. Bukan hilang pada nafsu ammaroh, tetapi hilang dalam pandangan makhluk,
kalau kita sudah benar-benar memesrakan diri kita lahir bathin kepada Nur
Muhammad dan bersatu dengan seluruh perikemanusiaan dan bersatu dengan seluruh
perikemanusaiaan dan bersatu dengan seluruh alam,
maka kalau sudah
beroleh wasiat, hingga lenyaplah sifat2 Allah Ta‟ala.
Inilah yang disebut dngan fana dan baqa,
1.
kudrat kita lenyapkan kepada kudrat Allah
Ta‟ala,
2.
iradat kita lenyapkan kepada iradat Allah
Ta‟ala,
3.
ilmu kita lenyapkan kepada ilmu Allah
Ta‟ala,
4.
hayat kta lenyapkan kepada hayatullah Zat,
5.
pendengaran kita lenyapkan kepada pendengaran Allah Ta‟ala,
6.
penglihatan kita lenyapkan kepada
penglihatan Allah Ta‟ala,
7.
perkataan kta lenyapkan kepada perkataan Allah Ta‟ala.
Maksud diatas tadi ialah :
1.
wala qadirun : tiada kuasa hanya Allah
Ta‟ala,
2.
wala muridun : tiada berkehendak hanya
Allah Ta‟ala,
3.
wala alimun : tiada tahu hanya Allah
Ta‟ala,
4.
wala hayyun : tiada hayat/hidup hanya Allah
Ta‟ala,
5.
wala basyirun : tiada melihat hanya Allah
Ta‟ala,
6.
wala sami‟un tiada mendengar hanya Allah Ta‟ala,
7.
wala muttakalimun : tiada yang berkata-kata
hanya Allah Ta‟ala.
Jadi kalau sudah begini fana lah zat kita dan sifat kita
zahir dan bathin, inilah dalilnya.
1.
MAUJUDUN
WAHIDUN : Ujud yang empunya ujud Esa.
2.
WAJATUN
WAMAUSUFUN : Zat dengan empunya zat adalah Esa jua.
3.
SIFATUN
WAMAUSUFUN,Wahidun sifatun wahidun ; sifat dengan empunya sifat adalah Esa.
4.
ASMAUN
WAMAUSFUN,Wa asmaun wahidun ; nama dengan yang empunya nama adalah Esa jua.
5.
AF‟ALUN
WAMAUSUFUN,af‟alun wahidun ; af‟al dengan yang empunya af‟al Esa jua.
Jadi inilah yang disebt arti dan makna yang sebenarnya
daripada fana dan baqa itu tadi. Inilah arti fana dan baqa yang dituntut oleh
seorang salik/penuntut/tholib/murid. Adapun alam insan itu terhimpun kepada
diatas daripada segala alam,jika bukan karena insane, se-suatu pun
tiada dijadikan/dijahirkan oleh Tuhan selamanya. Dalil menyatakan : Al insane
sirri wa ana sirrohu, artinya insan itu
rahasiaku dan akupun rahasianya. Dan lagi : Al insanu sirri wa ana
sirri,sifatun wasifatin lagoirih : artinya ; insan itu rahasiaku,rahasiaku itu
sifatku,tiada lain daripadaku jua. Maka
dari itulah insan dilebihkan
oleh Allah Ta‟ala daripada malaikat ; pun demikian lah
hendaknya itikad kita adanya. Yaitu : itiqad yang putus adanya,dan tiadanya,dan
adanya. Kalau anda sudah faham benar berarti putus itiqadnya, dan tiadanya dan
adanya; maka barulah mendapat makan ARIFIN
yang sebenarnya. Baiklah hamba uraikan secara ringakas tentang; ADANYA DAN
TIADANYA. MANUNGGAL DUA UNSUR KETIDAK ADAANYA : ADALAH KEADAANYA, DAN KEADAANYA ADALAH KETIADAANYA. Sekarang baiklah kita buat contoh/missal :
Kalimah : LA ILAHA ILLALAH itu meliputi sangkalan dan pengakuan. Adalah
keadaan/ adanya dan tiadanya keadaannya/tiadanya, artinya : hakikat dari Tuhan
adalah tiadanya? Dalam ketidak adaannya/tiadanya : DIA mulai ADA. Yang terakhir
lagi disebut : keadaan yang abadi. Itulah makna atau arti dari : ADANYA DAN
TIADANYA. Sekarang kita teruskan sedikit lagi tentang ada dan tiada. Keadaan
yang abadi dan ketidak adaanya keduanya sekalian bersamaan (sekaligus
bersamaan). Adalah merupakan : Ujud dati Tuhan. Sangkalan mengandung pengakuan
yang positif. Jadi disini sangkalan dan pengakuan tidaklah terpisah dan
tidaklah tersentuh, maksudnya ialah : bercerai tidak ,bersatu tidak : akan tetapi
keduanya Nafi dan dibatasi oleh kalimah ILA dan tidak boleh masuk kedalam
kalimah ILLALLAH. Selanjutnya kita harus tahu keadaan harus memberi petunjuk
yang terang tentang apa yang dianggap ada, seperti suatu petunjuk terhadap yang
ditunjuk. Jadi rumus ILLALLAH adalah yang dianggap sebagai ADA. Maka mutlak lah
nama keadaan yang maha mulia dari Tuhan Allah Azzawalla, hanya untuk dialah
rumus ILALLAH itu tepat. Jadi kesimpulannya adalah : SERBA ESA,SERBA SATU,DAN
HITUNGAN SEGALA JIWA-PUN ADALAH SATU (DALAM RAHASIA TUHAN). Disini tidak ada lagi dua faham dalam ujud,tidak
ada lagi dua kata dalam perbuatan,tidak ada lagi dua unsur dalam asma dan tidak
ada lagi dua jenis kehidupan. Dan tidak ada lagi dua rumus dalam Zat dan Sifat
segalanya : QADIRUN BI ZATIHI, MURIDUN BI ZATIHI,
ALIMUN
BIZATIHI, HAYUN BIZATIHI,SAMIUN BIZATIHI, BASYIRUN BIZATIHI, DAN MUTTAKALIMUN
BIZATIHI. Jadi siapa sudah Faham,merekalah
yang beroleh ilham. Sekarang kita teruskan pla pembicaraan kita kepada tentang
hakikat Muhammad secara ringkasnya. Hakikat Muhammad itu ialah NUR MUHAMMAD. NUR
MUHAMMAD itu ialah HAKIKAT ALAM. NUR MUHAMMAD atau HAKIKAT MUHAMMAD
disebut juga NUR AWAL, artinya asal segala
kejadian dan akhir segala kenabian : ALHAK dan dia pada Nabi. Itulah sebabnya
hakikat MUHAMMADitu disebut utusan, maka kalau hakikat Muhammad itu disebut
utusan tuhan maka carilah dan galilah sedalam-dalamnya hakikat hidup kita
ini,supaya bisa pulang kembali keasalnya, yaitu kembali kepada hidup yang
sejati, yaitu hidupnya tuhan yang kekal dan abadi,dan asali dan tidak terkena
rusak. Itulah yang disebut Zat yang maha besar HAK Tuhan Allah yang dikenal
dengan sebutan : HAQQULLAH TA‟ALA.
Itulah tempat kembali, tempat manusia Ma‟rifat, sebagai
kesempurnaan kita yang sejati dan abadi. HAQQULLAH itu adalah sebagai kenyataan
kita yaitu, untuk alam akhirat nanti dan alam dunia ini. LIQO-PERTEMUAN
Bertemunya makhluk manusia kepada Tuhan dan
sampainya, itulah puncak harapan, dan dengan itulah ia mencapai akan
kebahagiaan dan kerajaan besar, bahkan dengan itulah ia akan lupa dan terhibur
dari segala sesuatu selain Allah. Apabila tuhan membukakan bagimu
jalan
untuk ma‟rifat atau mengenal kepadanya,
maka janganlah engkau menghiraukan asal amalmu yang masih sedikit umpamanya.
Sebab tuhan tidak membukakan bagimu, melainkan Ia memperkenalkan DiriNya
kepadamu. Tidaklah engkau ketahui bahwa ma‟rifat itu adalah puncak keuntungan
seorang hamba, maka tak usah kau
hiraukan berapa banyak banyak amal kebaikanmu atau amal perbuatanmu, meskipun
masih sedikit amalmu dengan anggota yang lahir, Ma‟rifat itu suatu karunia pemberian Allah kepadamu, maka Ia sekali-kali
tidak tergantung kepada banyak atau sedikitnya
amal kebaikanmu. Andaikata engkau tidak dapat sampai kepada Allah : kecuali
sesudah habis lenyap semua dosa dan kekotoran sirik, niscaya engkau tak dapat
sampai kepadanya. Untuk selamanya. Tetapi bila Allah menarik engkau kepadanya,
maka Allah menutupi sifat2mu dengan sifatNya, dan kekuranganmu dangan
kurniaNya. Hilangkan pandangan mahkluk kepadamu,karena puas dengan Penglihatan
Allah kepadamu. Dan lupakan perhatian makhluk kepadamu,karena melihat bahwa
Allah menghadap kepadamu. Sebaik-baik saat dalam hidupmu : ialah saat ingat
kepada tuhan,dan ptus hubungan dengan segala sesuatu yang lainnya.
Dan apabila pada saat itu tidak ada lagi pandangan yang
lainnya dari Allah, maka pada saat itu murnilah pengertian tauhidmu kepada
Allah. Nikmat itu meskipun beraneka macam bentuknya : hanya
disebabkan karena melihat dan dekatnya
Allah. Demikianlah pula siksa itu walaupun ber macam-macam bentuknya itu hanya
karena terhijab dari Allah. Demikanlah pandangan orang yang faham.
Kesimpulannya adalah : siksa itu karena adanya hijab. Dan nikmat itu karena
melihat kepada Zat yang wajibal ujud. Dan siapa fana dengan Allah: pastilah ia
lupa segala sesuatu, dan siapa yang benar2 mengenal kepada Allah, Niscaya tiada
risau dan sedih lagin menghadap hidup ini. Lagi pula barang siapa telah sampai
titik puncak, Wali Allah namanya, atau yang sering disebut : AL
ALIMURROBANIYAH,( Alim yang sebenarnya).
Ma‟rifat yang paling tinggi dan yang paling dianugrahi
Allah Ta‟ala dengan ilmu Terbayang. Apakah
ilmu terbayang itu? Yang dimaksud ilmu ternyang itu ialah ; ILMU LADUNIYAH,
yang tiada mudah hilang. Sedang ilmu yang tampak ini mudah hilang dibawa angin
lalu, jadi yang dinamakan ilmu yang tampak ialah ilmu hafalan dan darusan.
Apabila lupa ia dengan ilmunya,niscaya terhenti bicaranya(lafalnya).
Karena kalau diteruskan bisa membawa kehancuran dan kerusakan menyeluruh. Itulah dia ilmu yang tampak. Sedang
ilmu terbayang tak pernah pudar untuk selama-lamanya. Ilmu yang tampak hanya
dimilki orang alim fiqih, sedang ilmu terbayang dimilki oleh Ahlullah. Jadi
ilmu yang tampak kitu hanya bercahaya dalam alam dunia ini saja. Sedang ilmu
yang terbayang,bercahaya-cahaya meliputi hati orang yang memiliki qalbun salim.
Artinya ; hati yang latif yang bersifat ketuhanan(Lahud). Itulah DIA yang disebut
cahaya yang cerlang cemerlang yang tiada harapan tuhan bartajali kepadanya. Dia
bukan Zat, bukan benda dan bukan materi : tetapi dia adalah ………………… yang paling
sulit pada segalanya. Itulah DIA kaymiyakbathin, DIA diatas
daripada ilmu yang ada dalam dunia ini. Kalau masih terhenti kepada ilmu,
belumlah ilmu. Ilmu yang sejati ialah : ALIMULGOIBI WASYSYA‟ADAH.
Ilmu yang seperti ini hanya dianugrahi
kepada hambanya yang dikehendakinya. Ilmu yang nyata boleh untuk semua orang, ilmu
yang goib hanya untuk hambanya yang beroleh petunjuk dan anugrah
istimewa daripada Allah Ta‟ala, bukti nyata lihatlah kepada nabi-nabi. khususnya kepada Nabi Muhammad s.a.w. Kalam yang
tertulis dalam Al qur‟an datangnya dariman dan kembalinya atau simpunnya kemana?
Apakah setelah membekas pada kulit2 kayu, daun korma, dibatu dan dikayu2 :
sudah hilangkah yang sejatinya?
Apakah Al qur‟an itu hanya tertulis di lukh mahfut saja?
Adakah lagi lainnya?
Bagaimana riwayatnya
dan apakah nama tempatnya? Kitab yang diturunkan Allah kebumi ini ada 104 buah
kitab, Adakah kitab yang tersmbunyi dibalik yg 104 itu? Tidak; Kitabullah yang
sebenarnya itu apakah ia berhuruf, bersuara, dan merupakn kata-kata? Manusia
ini ini hanya diberikan sedikit saja percikan kalam Tuhan yang hakiki dan Azali.
Jadi siapa yang berhajat kepada ilmu, ilmulah namanya, siapa yang berhajat
kepada Allah,Allah namanya. Dan barang siapa tiada berhajat kepada ilmu dan
kepada Allah, ITULAH YANG SEBENARNYA ,yang sampai.
Inilah makam tuhan yang hakiki dan Azali. Dan inilah
makam Ahlul akhirat namanya. Inilah makam nabi-nabi dan rasul-rasul Allah,
inilah makam MAHMUDAN namanya: Makam yang terpuji dilangit dan dibumi, jadi
siapa yang dikehendaki Allah,semuanya Jadi. Tidak ada tertengah bagi
Allah,hanya engkau sendiri kurang faham dengan Allah. Bila engkau faham dengan
Allah, maka berarti engkau sefaham dengan Allah. Artinya : fahaman satu rahasia
dengan faham Allah. Kemauanmu satu rahasia dengan kemauan Allah. Kebesaranmu
satu rahasia dengan kebesaran Allah. Akhirnya Ujudmu dan hidupmu satu rahasia
dengan Ujud Allah dan Hayatullah Zat. Dan satu rahasia dengan perikemanusiaan,
dan dengan seluruh jagat raya ini. Dan se-gala2nya dalam hal apapun jua, tetapi
tetap satu rahasia dengan kebesaran dan kemuliaan dan kekerasan, keelokan dan
kesmpurnaan zat. TUHAN YANG MAHA AGUNG DAN YANG MAHA SEMPURNA. PANDANGAN
HIDUP MUSLIM Marilah kita menjadi seorang
sufi,menjadi seorang sifa. Karena kita adalah pengikut nabi yang telah
disucikan dan dibersihkan atau mutafa. Marilah kita menjadi sufi,dalam
menghadapi kehidupan sehari-hari,suci dalam perniagaan,sufi dalam
pergaulan,sufi dalam hidup kasih saying,dan sufi dalam hubungan dengan Tuhan.
Sufi sejati luas perasaannya,tinggi hikmahnya dan putus segala
tali pengikat yang mengikat kebebasan jiwa,terikat oleh siapapun,dan oleh
apa-apa saja,selain terikat oleh Allah. Sufi
yang sejati meleburkan dirinya kedalam masdar tempat asalnya,fana diri kedalam
baqa. Dalam manusia biasa,maksudnya dalam pandangan manusia biasa, Tuhan adalah
yang maha kuasa atas alam ini. Alam ini dibolak balikkan,ditelentangkan dan
ditelungkupkan oleh satu zat yang maha kuasa : ALLAHU AKBAR. Dalam pandangan
sufi memandang bahwa Tuhan itu adalah hakikat ujud dalam hidup ini atau hakikat
kekuatan dalam hidup. Kekuatan dan tenaga itulah menjadi gerak gerik hati
manusia bahwa gerak gerik alam alam maya pada ini. Sufi yang sejati ialah :
yang selalu ingat kepada Allah dalam setiap saat dan lidah tidak kering-kering
menyebut Allah,dengan maksud nyawanya tidak putus mengingat Allah. Meskipun
lidah jasmaninya berdiam diri saja. Sufi sejati telah putus segala-gala rantai
yang beri batas dengan alam. Rohaninya terbang tinggi laksana
burung yang terbang keangkasa luas menyusup
awan hijau,ditinggalkannya sangkar,naik keatas puncak gunung,ditinggalkannya
gunung naik keatas awan hijau,dia bertahta diatas awan hijau,dipandangnya
sangat lemah sekali alam semesta ini,termasuk dirinya,kian lama kian terasa
semakin lemah, AKUNYA : yang akhirnya leburlah AKU kedalam hakikat AKU yang
sebenarnya. Itulah ufuk tinggi luar biasa,kadang-kadang ia berjumpa dengan
orang-orang suci,atau aulia Allah,dan waliAllah,serta orang-orang ahli
tasauf.inilah mi‟rojnya yang pertama bagi seorang sufi. Jadi kalau aku
masih merasa aku,maka belumlah aku sampai kepada
inti cinta. Kalau AKUKU : Aku leburkan kedalam engkau,maka AKU adalah ENGKAU
dalam segala hal. Kini AKU tiada disana. Hanya engkau tinggal semata. Sekarang
AKU tak dapat berkata-kata lagi. Bagaimana AKU menerangkan tentang DIA.
Sedangkan AKU dengan AKU, dan AKU dengan dimana. Kalau AKU kembal, maka dengan
AKU kembali itu terpisah. Kalau AKU lalai,dengan lalai itu, AKU diringankan.
Apabila AKU berpadu kembali barulah jiwaku menjadi tentram dan damai/bahagia.
Inilah pendirianku atau akidahku yang terakhir. Akhirnya : AKUKU LEBUR KEDALAM
JIBU. LAHURUFIN WALA SAUTIN,artinya : Tiada huruf, tiada suara, tiada
kata-kata,zat dirinya. Jadi kalau seorang penuntut telah sampai kepada
JIBU / LA HURUFIN WALA SAUTIN : Maka pastilah ia faham akan apa-apa yang
dibicarakan. Jadi siapa-siapa belum faham,berarti dia belum bisa menangkap
segala pembicaraan yang amat halus ini dan sulit baginya untuk memahami.
Demikianlah apa-apa yang dapat hamba sampaikan. ALAM DAN TUHAN
Kehidupan dan alam penuhlah rahasia-rahasia. Rahasia-rahasia
itu tertutup oleh dinding. Diantara dinding-dinding itu ialah hawa nafsu kita
sendiri. Tetapi rahasia-rahasia itu mungkin terbuka atau tersimpan. Dan
dinding-dinding / hijab itu mungkin tersimbah kita dapat melihat atau merasai
berhubungan langsung dengan yang ter-rahasia,asal kita sudi menempuh jalannya.
Jalannya ialah jalan yang dinamai tarikat. Dan jalan inilah yang menyampaikan kepada ilmu hakikat. Jadi kumpulan ilmu
pengetahuan sariat,kesediannya menempuh jalan tarikat dan mencapainya akan hakikat,dan
semuanya
Jadi ma‟rifat itulah kumpulan ilmu pengetahuan,amal dan
ibadah. Kumpulan daripada ilmu,dan
filsfat agama. Kumpulan daripada pengamalan dan perasaan atau zauq. Dan
kumpulan daripada mantik,keindahan dan cinta. Jadi sariat itu artinya
kenyataan,dan tarikat itu jalan. Sedang hakikat itu artinya : yang
sebenarnya,yaitu : Itiqad yang sebenarnya,yang wajib dipercayakan dan takluk ia
kepada perbuatan hati. Hakikat
itu ialah kebenaran sejati dan mutlak. Yang padanyalah ujung segala perjalanan bagaimanapun
jauhnya. Akhirnya daripada segala langkah tujuan segala jalan. Dan untuknyalah sariat dan undang-undang,dan didalam
perjalanan menuju hakikat itu,orang memulai dari dalam dirinya sendirinya.
Untuk mengenal Tuhan kenallah diri ( diri sendiri ). Perjalanan itu dimulai
dari dalam kita sendiri dari dalam terus kedalam,ahirnya serba alam dengan keindahannya
dan dengan keganjulannya,hanyalah sebagai aksi pencari diri. Disini sering
terjadilah cara yang didapat oleh ahli suluk atau ahli perjalanan / tharikat.
Setengahnya karena sakig asyiknya,maka dirasainya bahwa diri tiada lagi. Yang
ada hanya yang ada atau: LAMUJUDA BIHAQQIN ILALLAH (hanya Tuhan yang ada sedang
mahluk tiada ). Yang ada ialah yang AWAL,yang tidak ada permulaan dan yang
akhir tidak ada penghabisan. Adapun
diri sendiri dalam alam seluruhnya tidaklah ada ; sebab awalnya ADAM,artinya tiada.
Dan ahirnya fana dan lenyap : maka apabila jalan itu telah dijalani dengan
segenap kesungguhan, ketaatan, dan setia memegang segala syarat dan
rukunnya,akhirnya bertemulah kita dengan hakikat yang sebenarnya. Mula-mula
tercapailah kasyap,yaitu terbukalah rahasia yang senantiasa yang menyelubungi
antara kita dengan DIA. Maka dengan itu terbukalah hijab atau dinding yaitu :
dinding-dinding tebal yang memisahkan kita dengan DIA, dan dinding-dinding itu
ialah :Hawa nafsu kita sendiri atau yang disebut angkara murka,atau nafsu
hewani atau nafsu syaiton. Maka dari itu gunanya kita TAJAHUT, artinya :
melepaskan diri dari belenggu segala ikatan atas diri kita sendiri. Dan apabila
rohani kita telah mencapai kesempurnaan,maka otomatis takluklah jasmani kepada
kehendak rohani. Pada waktu itu tidak ada miskin lagi,bahkan mautpun sebagai
sangkar kecil kepada kebebasan luas mencari kekasih. Dan mereka katakana,mati
itu adalah alamat CINTA sejati dan mutlak. Disini timbullah dalam kata yaitu
yang dikatakan hulul.
Hulul yaitu : timbul kesatuan diantaraasyik dan
ma‟syuknya. Atau meninggalnya antara asyik ma‟syuk
atau yang mencintai dengan yang dicintai,sehingga AKU adalah DIA,dan DIA
adalah AKU dan Analhak. Disini
mulailah ada pertingkahan diantara ulama ahli lahir dengan ulama ahli bathin.
Tentu saja ada yang menolak dan adapula yang membela. Kata yang membela,orang
yang telah mabuk cinta dan rindu,yang diliputi oleh perasaan-perasaan lebih
mendalam daripada orang yang hanya menggunakan akal semata dan mantik semata. AHLI TASYAUF YANG SEJATI Ahli tasyauf yang sejati ialah mereka yang
benar-benar memegang agama yang tulen. Ahli sufi yang sejati ialah mereka yang
jiwanya bebas tidak terikat oleh apa-apa atau siapapun,dan bebas
menjalankan kebenaran dari ilahi robbi. Berani mengatakan itu benar dan ini
salah. Ahli tasyauf adalah putus dengan
mahluk dan erat hubungannya dengan Tuhan,pandangannya Allah semata. Ahli
tasyauf tidak melihat kepada dirinya lagi,hanya Allah dalam pandangannya.
Jadi siapa yang masih melihat kepada dirinya, niscaya tiada melihat akan Tuhannya. Seluruh pandangan ruhaniyah memandang
satu dalam banyak. Dan yang banyak pada yang satu. Tersimpun dalam satu kesatuan yang dalam istilah
sufi disebut pabrik KUN dan yang diatur oleh
seorang insinyur yang pintar ialah : ALLAH TA‟ALA. Kalau pandangan kita sudah mantap
separti itu,maka hilanglah rasa takut dan gentar, kecuali kepada Allah saja.
Jadi pandangan seorang yang dibawah memang berbeda dengan yang
diatas. Ujud selain daripada ujud Allah
adalah ujud injaman karena semua itu Allah dan Allah itu semuanya,ia hanya pertanda
dari yang sebenarnya ada. Yang ada adalah yang ada,yang ada ialah yang awal dan
tidak ada permulaannya,yang ahir tidak ada
penghabisannya. SABDA RASULULLAH
S.A.W.
Zabir berkata,katanya : RASULULLAH S.A.W. bersabda :
Siapa dapat melakukan HUSUDHZAN
artinya ; baik sangka kapada Allah Ta‟ala,sehingga ia tiada mati kecuali tetap dalam husnudhzan terhadap Allah Ta‟ala.
Maka haruslah kita berbuat husnudhzan terhdap Allah
Ta‟ala dan pada sesama kita umat MUHAMMAD.
Sesungguhnya kata NABI,sebaik-baik fi‟il / kelakuan ibadah kepada Allah
ialah : baik sangka kepada Allah. Baik
sangka kepada Allah itu pertanda bahwa sudah bulat tawakkalnya kepada Allah,dan
penyerahannya kepada Allah, orang itu jaminannya hanya Allah. LA HAWLA WALA
QUWWATA ILLA BILLAHI Artinya : TAK ADA DAYA UNTUK BERBUAT KEBAIKAN DAN
TAK ADA UPAYA UNTUK MENOLAK KEJAHATAN. BUHARI
MUSLIM BERKATA : Tak ada dayaku untuk menolak suatu kemelaratan atau bahaya
keburukan,dan tak ada upayaku untuk berbuat kemanfaatan,melainkan dengan Allah
jua. Jadi tidak mudah bagi kaum sufi untuk mengatakan: La hawla wala quwwata
illa billahi. Disini hamba tekankan janganlah kamu berani mengatakan La hawla
wala quwwata illa billahi,sebelum kamu memasuki alam tasyauf.
Engkau katakan itu tetapi ujudmu masih ada,selama
ujudmu masih ada, selama itu juga engkau dalam bergelimang dalam dosa durhaka
kepadanya. Selama ujud ADAM masih melekat dalam ingatanmu,selama itu pula
engkau mempermainkan Tuhanmu. Ini namanya lain dimulut / dihati. Kalau engkau
mengatakan : LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHI.
SEBELUM ENGKAU MATI,MAKA CELAKALAH KEMATIAANMU.
Hilangkanlah ke AKUAN mu,lenyapkanlah kesombonganmu,baharu sempurna amal
ibadahmu kepada Allah. BISMILLAHI AWWALLUH, WA AKHIRU, artinya : Awalnya
Allah,ahirnya Allah. Awalnya tidak ada permulaannya. Dan ahirnya tidak ada
penghabisannya. MALLAM YASY KURINNAS, LAM YASY
KURILLAH. Artinya : Barang siapa tidak berterima kasih kepada
sesamanya,maka samalah ia tidak berterima kasih kepada Allah. Sebab NUR MUHAMMAD itu adalah hakikat alam. Dan
Allah adalah hakikat alam atau hakikat ujud dalam hidup ini. Allah adalah
hakikat kekuatan dalam hidup ini. Johir Tuhan ada dimanusia, dan bathin manusia
ada di Tuhan. Kalau anda sudah mengerti,laksanakanlah. Untuk memperkuat dalil
ini,hamba bawakan sebuah hadist qudsyi yang berbunyi : AL INSANU SIRRI,WA ANA
SIRRUHU ( SIRROHU ). Kata TUHAN : INSAN ITU RAHASIAKU, AKUPUN RAHASIANYA. DAN
LAGI : AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRI, SIFATIN WA SIFATUN LA GOIRIH. ARTINYA : INSAN ITU RAHASIAKU DAN RAHASIA ITU
SIFATKU, SIFATKU ITU TIADA LAIN DAIPADAKU. Dalil ini dalil nyata,tak bisa lagi diragukan. Menurut riwayat :Banyak
para pemuka-pemuka agama,ahli tasyauf dan lain-lainnya : mencari siapa DIA yang
sebenarnya. Maka datang para nabi-nabi dan rasul-rasul menyampaikan
langsung,melompat dari mulut / lidahnya perkataan : AMALLAH LA ILAHA
ILLA ANA Artinya AKU ALLAH, TIDAK ADA
TUHAN, MELAINKAN AKU Jadi menurut aqidah/pendirian hamba dalam soal ini ; hamba
tidak taklid dengan siapapun,dan hamba nyatakan bahwa kalimah itu tadi adalah
inti dari semua golongan tasyauf,golongan para wali-wali,para sahabat,aulia dan
anbiya dan para nabi-nabi dan para rasul-rasul. Jadi kalau para nabi dan rasul
demikian adanya,maka tiada lain andapun juga demikian hendaknya. Banyak kaum
sufi mati,karena mempertahankan pendiriannya. Hamba sebagai penulis buku ini
menyatakan : Apabila lain dari yang di ucapkan RASULULLAH s.a.w. itu tadi,maka
: BUKANLAH IA DARI GOLONGAN MUHAMMAD. DAN KELUAR DARI GOLONGAN MUHAMMAD. MAKA
IA BUKAN TERMASUK KELURGA TUHAN. Didalam
Al-Qur‟anul karim Tuhan mengatakan : AKU akan memberikan SATU kata kepadamu.
Tetapi engkau tidak sanggup. Apakah yang dimaksud SATU kata itu ? Inilah SATU
kata itu tadi : Siapa yang sanggup dialah keluarga Tuhan. Siapa tidak sanggup
dialah keluarga syaiton. Pilihlah antara dua : ingin jadi pahlawan Tuhan, atau
jadi pahlawan syaiton. Siapa menjadi kelurga Tuahan didunia ini,niscaya sampai
ke-ahirat. Dan siapa menjadi keluarga syaiton didunia ini,niscaya sampai juga
ke-ahirat.
SABDA
RASULULLAH S.A.W.
SYARIAT ITU SEPERTI TANAH
THARIKAT ITU SEPERTI AIR
HAKIKAT
ITU SEPERTI ANGIN
MA‟RIFAT ITU SEPERTI API
TANAH ITU
BADAB MUHAMMAD
AIR ITU NUR
MUHAMMAD
ANGIN ITU
NAFAS MUHAMMAD
API ITU
PENGLIHATAN MUHAMMAD
ADAPUN MATI ORANG SYARIAT ITU HANCUR LULUH
ADAPUN
MATI ORANG THARIKAT ITU KURUS KERING
ADAPUN
MATI ORANG HAKIKAT ITU LAMAK GEMUK
ADAPUN MATI ORANG MA‟RIFAT
ITU HILANG LENYAP
SABDA NABI S.A.W. : SYARIAT ITU LIDAHKU THARIKAT
ITU HATIKU HAKIKAT ITU KEDIAMANKU MA‟RIFAT
ITU ROHKU PERNYATAANKU :
AKU HIDUP BUKAN KARENA NAFAS BUKAN KARENA DENGAN NYAWA
BUKAN KARENA DENGAN ROH BUKAN KARENA ITU DAN INI TAPI AKU
HIDUP SENDIRINYA SEBELUM ADA KEHIDUPAN DIDUNIA INI AKU SUDAH ADA SEBELUMNYA ADA
DUNIA YANG ADA INI AKU ADALAH AKU DIDALAM
AKU, BER-AKU AKU BILA AKU BERNYATA, ITULAH AKU DALAM KEAADANKU SEBAB
KEADAANKU ITU ADALAH KEADAANKU JUA TENTANG FANA UL FANA.
1.
Fana zahir
yaitu : merasakan tajali atau memantul keagungan Tuhan pada tindak tanduk
seseorang,sehingga segala keinginan,kehendaknya,ikhtiarnya sudah terlepas dari
dirinya. Karena itu kadang-kadang orang itu sampai-sampai beberapa lama tidak
tahu makan dan minum dan sebagainya,semuanya terserah kepada Allah.
2.
Fana bathin
yaitu : hatinya saja yang fana dan lahirnya tidak,lahirnya seperti biasa.
Hatinya terbuka pada melihat sifat-sifat Tuhan,dan keagungan serta
gerakan-gerakan Tuhan, hilanglah segala was-was dan keragu-raguan dalam hatinya
dan penuhlah hatinya dengan keyakinan terhadap Allah s.w.t. Tidak ada dalam
hatinya timbul perasan takut dan gentar,kasih
dan sayang, suka dan duka,kecuali kepada Allah. Fana yang demikian itu yang membawa ke maqam baqabillah, serta melewati
fana yang pertama. Biasanya lebih dahulu dimulai dengan pengakuan seluruh
wujud. Sedang hatinya atau rohnya selalu melihat gerakan Allah,baik dalam
ibadah seperti : dalam sembahyang. Dan dalam segala apa yang dilihat dan
didengar dan lain-lain sebagainya. Maqam baqabillah inilah yang senantiasa ada
pada para nabi dan rasul-rasul,dan aulia dan anbiya Allah Ta‟ala yang bereda dibawah
qidamnya nabi Muhammad s.a.w.
Maqam baqabillah ini kebanyakan adalah maqam mereka yang
mahzub,dimana setelah mereka berada dipuncak tauhid,lalu mereka turun kepada
sifat,dan sama,terus kepada af‟al,sehingga kelihatan pada lahirnya mereka
seperti orang biasa
saja,memandang akuan ini,dan berbuat seperti ahli
syariat umumnya. Tetapi hati mereka tidak pernah lupa kepada Allah dan selalu
berpegang kepadanya. Ada perbedaan sedikit bagi orang
yang berada dimaqam fana,mereka adalah orang yang salik. Dimana pandangan mereka dimulai dari bawah dan terus naik atau
tarakki. Yakni dimulai memandang ak
uan,naik kepada af‟al,sama,terus kepada sifat, dan
ahirnya kepda zat. Dan karena tajamnya dan asyiknya musahadah,mungkin terjadi perasaan
fana,yang kita maksudkan dengan fana zahir yang tersebut diatas. Demikianlah perjalanan fana dan baqa bagi seorang
aribillah
atau wali Allah Ta‟ala. Jadi disini hamba katakan bahwa,kalau dimaqam fana
belum faham betul atau belum mengerti,maka tidak ada harapan untuk mencapai
maqam baqa. Maka daripada itu pandanglah sedalam-dalamnya tentang
maqam fana, kalau sudah hasil makam fana,maka tercapailah
maqam baqa.Demikianlah tentang maqam fana dan maqam baqa.
Post a Comment
Post a Comment