BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
TAUHIDUL ASMAMENGESAKAN ALLAH TA’ALA PADA ASMA
Maksud dan tujuan meesakan Allah Ta‟ala pada
nama : yaitu yang sebenarnya ialah unt
ukmengenal Zat Allah,sehingga
manakala kita memandang,mendengar,atau melihat namaapapun jua pada mahluk
ini,maka tercurahlah pandangan basyirah kita dan perhatian kitakepada Allah
s.w.t. Adapun pengertiaan meesakan sama itu ialah menyatukan, meninggalkan, dan
mengembalikan seluruh nama-nama atau nama-nama yang ada pada mahluk ini,kepada nama
dan Zat Allah Ta‟ala. Baik nama-nama yang menurut hikmah dan manfa‟at daripada benda ala mini ataupun nama
-nama menurut perbuatanmahluk ini,yang disebut
dengan nama perbuatan atau asmaul af‟al.
Sekira-kira dalam pandangan basyirah hati kita tidak ada yang bernama kecuali Allah. Jadi nama
nama ini tidak terbatas kepada asmaul
husna saja,tetapi lebih luas dan lebih mendalam sekali atau takdapat
dihinggakan. Bermula kalfiat meesakan Allah Ta‟ala pada asma itu,yaitu kita
pandang dengan mata kepala dan dengan mata hati kita pada asma Tuhan
semata. Atau harus dikembalikan kepada Allah
Ta‟ala dengan dalil -dalil dan alasan sebagai
berikut :
1.
Karena
af‟al mahluk adalah majhor dan kenyataan perbuatan Allah. Maka begitu jugaasma
mahluk adalah majhor asma Allah yang tujuannya adalah untuk mengenalAllah.
2.
Tiap-tiap
nama menuntut ujud musama,yakni tiap-tiap nama tidak pisah dengan zatyang
empunya nama. Sedangkan kalau diperiksa dengan teliti dan dipandang dengan pandangan ma‟rifat,maka tidak ada yang maujud
pada hakikatnya kecuali Zat AllahTa‟ala.
3.
Allah
berfirman : WALILLAHIL ASMA UL HUSNA FAD‟UHU BINAA. Artinya : Bagi Allah ada nama yang
baik-baik ,maka beroleh kamu dengan DIA.
4.
Sabda Rasulullah S.A.W : INNAMA TAD‟UUMA MAN HUWA SAMI‟UNBASYIRUN,MUTAKALLIMUN,
WA HUWA MA‟AKUM AINAMA KUNTUM. Artinya : hanya saja kamu berdoa kepada Tuhan yang maha mendngar
lagi mahamelihat, dan yang berkata-kata dan DIA selalu beserta kamu dimana saja
kamu berada.
Adapun cara kita mamusahadakan pandangan ini
ialah dengan dua cara yaitu : SYUHUDULKASRAH FIL WAHDAH dan
SYUHUDUL WAHDAH FIL KASRAH. Artinya : Pandangyang banyak pada yang
satu. Dan pandang yang satu pada yang banyak. Disni hambasimpulkan saja bahwa :
Seluruh ASMA ini dari Allah dan kembali kepada Allah. Jadi pada hakikatnya nama-nama yang ada pada
mahluk ini nyata adalah : nama-nama Tuhan Allah. Maka dari itu wahai sekalian penuntut,mantapkan lah pandanganmu dalam
segala perkara,supaya ia tetap bagimu. Kalau sudah mantap
pandanganmu, maka engkau yang bernama halifah Tuhan dalam dunia fana ini.
Sekarang baiklah kita teruskan tentang meesakan
sifat Allah Ta‟ala. Tetapi sebelum kita membicarakan tentang meesakan sifat
Allah Ta‟ala : maka baik lah anda sekalian hamba bawa kepada membicarakan
tentang ayat Alqur‟an
yang berbunyi :
FA’ILUN
ILALLAH, Artinya SEMUA KERJA DARI ALLAH.
Maka yakinlah kita sekarang ini tak da yang perlu kita
ragukan lagi. Karena sysk dan ragu itu adalah musuh kemerdekaan akal.
Demikianlah penjelasan hamba mengenai tauhidul asma. Sekarang baiklah kita
teruskan kepada membicarakan tentang meesakan Allah Ta‟ala pada sifat,artinya
: seluruh sifat-sifat yang ada dalam alam ini,siempunya kepada sifat Hayat.
TAUHIDUS
SIFAT MEESAKAN ALLAH TA’ALA PADA SEGALA SIFAT Maksudnya
meesakan Allah Ta‟ala pada segala sifat ialah : megembalikan, meninggalkan seluruh
sifat-sifat yang ada pada mahluk ini kedalam sifat-sifat Allah s.w.t. dengan
pengertian yaitu memfanakan sifat-sifat mahluk ini,kedalam sifat-sifat Allah
Ta‟ala sehingga tercapailah pandangan,bahwa tidak ada yang bersifat
kecuali Allah Ta‟ala saja.
Adapun tujuannya adalah untuk ma‟rifat kepada
Allah,sedangkan sifat-sifat yang ada pada mahluk ini adalah nyata sifat-sifat
Allah Ta‟ala. Dan sengaja Allah sahirkan
sifat-sifatnya itu kepada hambanya atau mahluknya, karena rahmatnya supaya
mahluk itu sendiri mempunyai tangga dan jembatan untuk mengenal sifat-sifat
Allah. Dan bukan jadi dinding dan hijab untuk melihat sifat-sifat Allah, Tuhan
yang kita cari, kita cintai. Adapun kaifiat dan cara memandang sifat Tuhan itu
ialah : Engkau pandang dengan hatimu dan dengan mata kepalamu dengan hakkul
yakin dan dengan itiqad yang putus, bahwasanya tidak ada yang bersifat dialam
alam ini kecuali Allah. Seperti : kudrat, iradat, ilmu, hayat, sama, basyar dan
kalam. Semuanya adalah sifat-sifat Allah. Jadi sifat-sifat yang ada pada mahluk
ini adalah sifat-sifat majaji belaka,bukan hakiki. Maka daripada itu nyatalah
kepada kita bahwa sifat-sifat yang ada pada kita sekarang ini adalah nyata
sifat-sifat Tuhan Allah semata. Kalau kita sudah mengembalikan sifat-sifat yang
ada pada kita itu kepada Allah, niscaya fanalah sifat-sifat kita
itu kepada sifat-sifat Allah.
Sehingga tidak ada lagi yang bersifat,kecuali Allah.
Jadi jelaslah sudah kepada kita bahwa : kita ini tidak punya perbuatan,tidak
punya nama dan tidak punya sifat kecuali Tuhan. Sekarang
tinggal lagi mengeesakan Allah Ta‟ala pada Zatnya.
BEBERAPA PENJELASAN
Sebelum kita membicarakan tentang tauhidul Zat. Maka
marilah kita jelaskan dahulu tentang tauhidis sifat itu tadi. Didalam istilah
ilmu tasauf ada beberapa perkataan yang menyangkut masalah
sifat itu tadi. Kata-kata itu seperti dibawah ini : ZAIDUN MAAQAAMA, MANQALA, MANFAKA, MAAKUMA, LA’UDMA, QADIMUN, LA HANA. Maksudnya
ialah : tentang dari sifat-sifat itu sebagai berikut : Sifat-sifat Allah itu
tidaklah berdiri kepada ZAT. ( tidak berdirinya seprti sifat hitam kepada
sesuatu benda ). Maksudnya tidak berpindah dari Zatnya, tidak terlepas daripada
Zatnya. Dan tidak tersembunyi dari Zatnya, bukan berarti tidak ada. Dia qadim
karena qadimnya zat,dan tidak akan binasa selamanya, jadi begitulah hakikat
sifat-sifat Tuhan tidak pernah berpindah kepada mahluknya. Ia seperti nafi
isbat jua,tidak bercerai dan tidak bersatu,tetapi memang satu dalam rahasia.
Maka dari itu supaya hambanya dapat mengenal sifat-sifat Tuhan. Ia zahirkan NUR
dan benderangnya sifat-sifatnya itu kepada Roh kita, seperti sudah kita jelaskan
dahulu tadi. Jadi kalau tahkik pandangan
kita dengan cara demikian, niscaya fanalah sifat-sifat kita dan mahluk
sekaliannya kedalam sifat Allah. Maka dapatlah kita rasakan bahwa : tidak
mendengar kita, tidak melihat kita, tidak berkata-kata kita, tidak tahu kita,
melainkan dengan pendengaran Allah, dengan penglihatan Allah,
dengan kalam Allah, dengan tahunya Allah. Dan
tidak hidup kita ini,melainkan hayatullah zat, hingga yang lainya daripada
sifat-sifat Allah s.w.t. semata-mata. Demikianlah penjelasan hamba. Baiklah
kita teruskan kepada mengeesakan Allah Ta‟ala pada ZAT,agar supaya para
penuntut menjadi maklum adanya.
Post a Comment
Post a Comment